Jakarta – Hingga kini, masih banyak pasutri yang belum ditakdirkan untuk memiliki anak. Berbagai cara pun ditempuh untuk menggapai keinginan tersebut, salah satunya mengecek kapan masa subur setiap individu.
Tak hanya terkait momongan, mengecek kesuburan juga bermanfaat untuk mengenali perubahan yang mungkin menunjukkan potensi masalah kesehatan reproduksi, misalnya Penyakit Menular Seksual (PMS). Selain itu, keterbatasan kesadaran fertilitas sering menjadi penyebab penggunaan atau penghentian kontrasepsi yang salah.
Bagi wanita yang ingin mengetahui hal tersebut, sebenarnya tak perlu repot-repot memakai aplikasi. Cukup hitung secara manual akan kelihatan seperti apa kemungkinan hasilnya. Dengan demikian, pria dan wanita yang hendak berhubungan seks dan menginginkan kehamilan bisa mencari waktu kesuburan bersama.
Kapan Masa Subur Wanita?
Dikutip dari British Fertility Society (BFS), ‘Jendela subur’ bagi wanita dapat muncul sebulan sekali. Umumnya, dua minggu sebelum siklus haid datang. Ketika itu, rahim wanita akan melepaskan sel-sel telur sehingga potensi untuk hamil lebih tinggi.
Sebagai contoh jika seorang wanita mempunyai siklus menstruasi teratur selama 30 hari, ia mungkin akan berovulasi pada hari ke-16 (30 – 14 = 16) yang dihitung dari hari pertama menstruasi.
Kehamilan paling mungkin terjadi pada wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi pada H-3 ovulasi. Pada grafik yang diadaptasi dari penelitian Max Planck Institute for Demographic Research, peluang hamil wanita berhubungan seks di hari kedua sebelum ovulasi sebanyak 26 persen, sedangkan hubungan seks yang dilakukan satu hari setelah masa ovulasi persentasenya menurun jadi 21 persen.
dr Boyke Dian Nugraha, SpOG, MARS beberapa waktu lalu juga menjelaskan cara mudah menghitung masa subur dengan menambahkan 11-17 hari setelah haid pertama.
“Hari ke-11 sampai hari ke-17 harus kerja rodi dua hari sekali,” ujar dr Boyke.
Ovulasi tidak selalu terjadi pada hari yang sama setiap bulan dan dapat bervariasi satu hari atau lebih dari tanggal yang diperkirakan. Melacak tanda-tanda ovulasi dapat membantu seseorang menentukan hari yang tepat kapan hal itu terjadi setiap bulan. Tanda-tandanya meliputi:
Kram ringan di perut bagian bawah.
Cairan vagina yang lebih jernih dan licin mirip dengan putih telur.
Peningkatan suhu tubuh.
Dorongan seks yang lebih tinggi.
Kapan Masa Subur Pria?
Pria sebenarnya tidak memiliki ‘jendela subur’ karena sperma terus dibentuk dan disimpan di testis yang berarti siap dikeluarkan kapan saja. Meski begitu, ada beberapa faktor kualitas yang menyebabkan sperma sulit mencapai sel telur, seperti yang dikutip dari Medical News Today berikut ini:
Perbedaan ukuran dan bentuk sperma.
Cairan ejakulasi tidak mengandung sperma yang cukup. Ahli medis menganggap pria mengalami infertilitas ketika jumlah sperma di bawah 15 juta per ml air mani.
Motilitas (pergerakan) sperma rendah.
Selain itu, masalah kesehatan berpengaruh terhadap kualitas sperma. Salah satu masalah terbesar yang sering dialami pria adalah ketidakseimbangan hormon dan cedera atau infeksi pada testis.
Bahkan, gaya hidup tak sehat, khususnya merokok, juga menurunkan efektivitas sperma terhadap sel telur. Menurut dr Boyke, rokok dapat menyebabkan kemandulan pada pria hingga mengakibatkan kanker dan gangguan fungsi seksual.
“Sangat signifikan, bagaimana bibit laki-laki yang merokok dibandingkan yang tidak perokok sangat berpengaruh,” jelas dr Boyke dalam acara For Your Pagi di Trans7 beberapa waktu lalu.
Perlu diingat juga bahwa kualitas sperma yang baik bisa bertahan hingga lima hari dalam tubuh wanita. Jadi, meskipun pasangan tidak tahu kapan masa subur mereka, masih ada kemungkinan untuk hamil jika melakukan hubungan seks tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Sumber : DetikHealht