Home ยป Warga Dieksekusi Mati Gegara Beribadah, Adakah Agama Di Korea Utara?
Crime Featured Global News News North Korea

Warga Dieksekusi Mati Gegara Beribadah, Adakah Agama Di Korea Utara?


Jakarta, CNN Indonesia — Korea Utara kembali menjadi sorotan setelah Kementerian Unifikasi Korea Selatan merilis laporan yang mengungkap pemerintahan Kim Jong Un mengeksekusi lagi warganya.

Dalam laporan setebal 450 halaman dan dirilis pada Kamis (30/3) itu, Korsel menuturkan lebih dari 500 warga Korut kabur sejak 2017-2022.

Dokumen itu juga menjabarkan banyak warga Korut yang dieksekusi mati karena sejumlah kejahatan seperti narkoba hingga penyebaran konten Korea Selatan dan ketahuan melakukan kegiatan keagamaan.

Meski begitu, laporan itu tidak menjelaskan berapa jumlah warga yang dieksekusi mati gegara kegiatan keagamaan dan alasan hukuman tersebut dijatuhkan.

Jadi, adakah agama dan praktik beribadah di Korea Utara?

Hingga kini, pemerintahan Kim Jong Un yang komunis tidak pernah merilis statistik soal penyebaran agama di Korut. Sebab, Korut secara resmi mendeklarasikan diri sebagai negara ateis.

Prinsip dasar negara Korut merujuk pada ideologi Juche, yang menganut Marxist materialis. Karl Marx sangat mengkritik agama yang menurutnya “opium bagi masyarakat.”

Meski tak percaya agama, Korut melalui konstitusi negaranya mengklaim menjamin kebebasan bergama asalkan praktik keagamaan tidak memperkenalkan entitas dan pengaruh asing, merugikan negara, atau merusak tatanan soaial yang ada.

Menurut data Asosiasi Arsip Data Keagamaan Dunia (ARDA), sekitar 80 persen dari total 22,7 juta penduduk Korut tidak beragama atau ateis. Sekitar 10 ribu warga Korut diyakini memeluk agama Kristen Protestan, 10 ribu warga lainnya meyakini agama Budha, dan 4 ribu orang memeluk agama Katolik.

Ada sekitar empat gereja yang beroperasi dilaporkan beroperasi di Ibu Kota Pyongyang. Meski begitu, keempat gereja itu benar-benar dikontrol ketat pemerintah. Salah satu gereja, Chilgol Church juga dilaporkan dibangun sebagai kenang-kenangan atas kepergian mendiang ibu dari pendiri Korut sekaligus kakek Kim Jong Un, Kim Il Sung.

Sementara itu, Korut juga dilaporkan memiliki 300 kuil Buddha yang sebagian besar diklaim peninggalan budaya. Meski begitu, otoritas Korut mengklaim tetap mengizinkan kegiatan agama berlangsung di kuil-kuil tersebut.

Beberapa kuil dan relik Buddha juga dilaporkan telah direnovasi atau direstorasi dalam beberapa tahun terakhir dengan tujuan “melestarikan warisan budaya bangsa Korea.”

Sumber: Cable News Network

Translate