BANGKAPOS.COM – Anda masih ingat dengan Hasnaeni Moein atau wanita emas, koruptor penyimpangan dana PT Waskita Beton Precast Tbk senilai Rp2,5 Triliun.
Nah, ada kabar terbaru yang menggelitik publik mengenai Hasnaeni.
Kini Hasnaeni merengek minta kepada hakim untuk jadi tahanan kota.
Ia tak tahan tidur di lantai penjara.
Hakim pun tertawa.
Permintaan Hasnaeni tersebut ternyata jadi tertawaan hakim
Momen ini viral setelah sebuah cuplikasi video Hasnaeni sedang menjalani persidangan kasus dugaan korupsinya.
Hasnaeni Moein sebagai Direktur Utama PT Misi Mulia Metrikal (MMM) tersandung dugaan kasus korupsi penyimpangan dana PT Waskita Beton Precast Tbk.
Sidang yang tertanggal 10 Mei 2023 itu mengagendakan pembacaan putusan sela kasus korupsinya.
Video full version awalnya diunggah oleh channel YouTube MetroTV, lalu beredarlah cuplikan-cuplikan dari persidangan tersebut.
Terlihat Hasnaeni sesenggukan nangis mengeluh nasibnya yang malang di dalam penjara.
Karena tidak tahan dengan suasana penjara yang membuatnya tertekan, Hasnaeni secara gamblang meminta untuk menjadi tahanan kota.
“Kalau Yang Mulia berkenan, saya diberi tahanan kota, Yang Mulia,” pinta Hasnaeni kepada Ketua Majelis Hakim Frengky Syahlan, dikutip Senin (3/7/2023).
Hakim Frengky pun langsung memotong perkataan Hasnaeni.
“Jangan kota!” tandas Frengky.
Masih ngotot, Hasnaeni melanjutkan ceritanya.
Dia lantas menggambarkan kondisinya di dalam sel penjara.
“Saya sudah tidak kuat di tahanan, Yang Mulia,” rengek wanita berjuluk Si Wanita Emas ini.
Menurutnya, dalam 24 jam, kunci sel penjara hanya dibuka selama 8 jam.
16 jam sisanya, tahanan wajib berada di dalam sel.
Lucunya, Hasnaeni mengeluh jika dia harus tidur di lantai.
“Dan saya tidur di lantai setiap hari,” cerita Hasnaeni sambil mengusap matanya seolah menangis.
Tak kaget, Hakim Frengky justru menertawai si terdakwa.
“Hahaha.. semua orang ditahan itu tidurnya bukan di tempat apa, bu,” jawab Frengky.
“Kecuali ada kamar khusus ya, dalam tanda kutip,” lanjut sang hakim.
Nyatanya, majelis hakim menolak nota pembelaan yang diajukan oleh Hasnaeni sebagai terdakwa dugaan kasus korupsinya.
Sebelumnya, Hasnaeni ditetapkan sebagai tersangka pada september 2022 lalu bersama empat orang lainnya.
Akibat kasus ini, negara mengalami kerugian mencapai Rp 2,5 triliun.
Profil Hasnaeni Moein
Hasnaeni Moein lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 17 Juli 1976.
Ia merupakan putri dari Politisi PDI-Perjuangan Max Moein.
Semasa kecil, ia mengenyam pendidikan di Makassar.
Hasnaeni dulu bersekolah di SD Labuang Baji Makassar tahun 1983 -1989.
Lulus dari SD, ia melanjutkan sekolah di SMP Prasetyo Makassar tahun 1989-1992 dan SMA Walio Makassar.
Barulah saat memasuki bangku kuliah, Hasna pindah ke Jakarta dan bersekolah di Fakultas Ekonomi Universitas Krisna Dwipayana.
Lulus dari program S1 pada tahun 2000, ia lantas melanjutkan ke jenjang S2 di Magister Manajemen, Universitas Krisna Dwipayana.
Hasnaeni kemudian menjalani program S3 di Program Doktor Ilmu Ekonomi, Universitas Merdeka Malang.
Ia diketahui pernah menjadi Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda KOSGORO periode 2005-2006.
Ia juga pernah menjadi Wakil Bendahara Umum Partai Hanura pada tahun 2008.
Tahun 2009, ia menjadi Ketua Dewan Pimpinan Nasional Partai Demokrasi Kebangsaan.
Hasnaeni juga pernah bekerja menjadi pegawai di PT Prajna Graha Asri Realty, CV Total Teknik, PT Tleenet Internusa (Investor penyewaan BTS), dan menjadi Komisaris di PT Misi Mulia Production (Production house).
Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi pegawai di PT Misi Mulia Metrical (Kontraktor sipil, mekanikal, dan electrical dan menjadi Komisaris PT Misi Mulia Petronusa.
Hasnaeni Moen juga pernah terlibat dalam dunia sinetron dan juga pernah menjadi bintang iklan televisi Sharp pada 2010.
Adapun sinetron yang pernah dia bintangi berjudul Saras 008 dan Jin dan Jun.
Di dunia sinetron, ia menggunakan nama Mischa S Moein.
Gagal di Pilkada
Hasnaeni Moein termasuk politikus yang berulang kali gagal di pemilihan kepala daerah.
Pada 2010, Hasnaeni pernah menjadi bakal calon wali kota Tangerang Selatan dengan menggandeng Saiful Jamil.
Namun, di pertengahan jalan, bakal calon wakilnya mengundurkan diri.
Pada akhirnya, Hasna batal mendaftar menjadi calon wali kota Tangerang Selatan.
Hasnaeni kembali mencoba peruntungan untuk maju dalam Pilkada DKI 2012.
Awalnya, Hasna percaya diri melenggang di bursa cagub dengan mengandalkan dukungan dari 25 partai koalisi non-parlemen, tapi dia kembali gagal mendaftar ke KPUD DKI.
Sumber: Bangka Tribun News