Home » Profil Shalika Aurelia, Role Model Ideal Pesepak Bola Wanita Indonesia
Featured Global News Indonesia News Sports Wanita

Profil Shalika Aurelia, Role Model Ideal Pesepak Bola Wanita Indonesia

Rasa-rasanya tak berlebihan jika menjadikan Shalika Aurelia sebagai role model pesepak bola wanita Indonesia saat ini. Ia tangkas di lapangan, ambisius di luarnya, dan punya visi yang panjang. Lengkap, paripurna.

“Umurku baru 20 tahun, aku belum siap buat nyerahin mimpi aku di luar negeri. Like, I know my worth. Aku tahu aku bisa in the future di luar negeri sana. So, pokoknya sampai titik terakhir, aku bakal fokus terus buat main di luar,” tutur Shalika soal ambisinya untuk terus berkarier di Eropa.

***

Awal Januari 2022 lalu, Shalika menghentak publik sepak bola Indonesia. Ia secara mengejutkan bergabung dengan klub sepak bola wanita asal Italia, Roma Calcio Feminile. Hal itu pun membuat Shalika jadi pesepak bola wanita Indonesia pertama yang bermain di Italia, bahkan di Eropa.

Kurang lebih setahun ia bermain di Kota Roma. Namun, tak banyak yang tahu bagaimana prosesnya bisa bermain di Mediterania. Yang mencuat kala itu hanyalah kabar peresmiannya saja.

kumparanBOLANITA tertarik untuk mengorek kisah hidupnya lebih dalam dan alasannya mengapa memutuskan untuk berkarier di Eropa. Simak ulasannya di artikel ini.

Lahir dari Keluarga Dokter, Berambisi jadi Pesepak Bola

Mungkin, tak banyak yang tahu jika kedua orang tua Shalika Aurelia berprofesi sebagai dokter. Betul, keduanya, ayah dan ibu.

Umumnya, jika kedua orang tua berprofesi sebagai dokter, sang anak bakal mengambil jalur yang sama. Namun, Shalika berbeda. Ia justru memilih sepak bola sebagai jalan karier hidupnya.

Shalika bercerita jika kedua orang tuanya sempat melarang ia untuk bermain sepak bola. Terlebih dengan masa depan sepak bola wanita Indonesia yang tak jelas ini. Namun, Shalika berhasil membuktikan bahwa ia mampu berprestasi di bidang pilihannya.

“Tapi aku nunjukin ke mereka juga dengan kerja keras. Dengan my achievement. Aku emang bener-bener serius di bola dan akhirnya mereka sekarang jadi bener-bener mendukung sih,” ucapnya kepada kumparanBOLANITA saat diwawancarai di Stadion Klender, Jakarta pada 23 Oktober lalu.

Ambisi Shalika Berkarier di Eropa

2019 lalu, saat pemain seusianya tengah sibuk bersiap untuk main di Liga 1 Putri. Shalika justru terbang ke luar negeri tepat dua minggu setelah usianya genap 16 tahun. Tak tanggung-tanggung, ia menarget untuk bisa bermain di klub sepak bola wanita di Inggris.

Di Britania Raya, Shalika tinggal bersama salah satu keluarga di London. Beruntungnya, keluarga itu juga gila bola menurut Shalika. Jadi, secara tak langsung Shalika makin terpacu di sana.

“Awal mula ke Inggris karena yang jelas disini nggak ada liga. Dan aku emang pengen banget main di Champions League dan pengen jadi pemain dunia ke depannya,”

Pemain kelahiran Jakarta itu menjalani trial dengan tiga klub berbeda di London: West Ham, Chelsea, dan Arsenal. Dari tiga yang dicoba, Chelsea merespon positif. The Blues kabarnya bahkan telah menyiapkan beasiswa penuh hingga jersi dan kit pemain selama semusim. Sayangnya, Shalika terganjal masalah pasport.

Akhirnya Dikontrak Klub Italia

Handphone Shalika berdering saat ia fokus menjalani persiapan di Papua guna membela tim DKI Jakarta di PON 2020. Ibunya yang menelpon. “Dek, ini ada kesempatan buat dapet trial di Italia. Kamu mau nggak sekalian kuliah di sana? Kamu pindah ke sana.”

Shalika tak ingin membuang kesempatan. Hanya dua minggu, waktu yang tersedia untuk Shalika melakukan preparasi ke Italia. Dalam jangka waktu itu, Shalika harus membereskan sederet dokumen penting.

Berangkatlah Shalika ke Italia, destinasi utamanya adalah Kota Roma. Di Roma, ia menjalani trial dengan beberapa klub Ibu Kota Italia. Salah satu yang menunjukkan minat paling serius adalah klub Divisi 2 Liga Italia Wanita, Roma Calcio Feminile.

Tak lama kemudian, Shalika lalu ditawarai kontrak satu tahun oleh Roma CF. Tanpa berpikir panjang, ia menyambut baik untuk bermain di tim tersebut. Di Roma CF, Shalika bermain untuk dua kelompok umur. Selain membela tim utama atau senior, Shalika juga kerap mentas di Roma CF U-18.

Alami Cedera, Kembali ke Indonesia

Setelah kontraknya rampung di Roma CF, Shalika kembali ke Indonesia. Saat ini, ia tengah menjalani masa magang di salah satu perusahaan olahraga. Selain itu, Shalika juga fokus jalani masa pemulihan cedera ACL-nya.

Menyoal cedera ACL-nya, Shalika ternyata sempat salah diagnosa saat di Indonesia. Saat melakukan tes di Indonesia, ligamennya disebut belum sepenuhnya putus. Tapi, saat melakukan pemeriksaan ulang di Italia, ligamen Shalika ternyata telah benar-benar terpisah.

Basically bisa dibilang kayak MRI di Indonesia belum sebagus di luar. Fotonya sedikit buram dan, ya, ada kesalahan diagnosa dikit. Dikirainnya ACL-nya belum bener-bener putus ternyata udah putus. So, akhirnya ke Italia dan operasi di sana,” tutur lulusan Akademi Astam itu.

Bermimpi Raih FIFA Master’s Degree

Shalika punya visi yang jauh di atas pemain sebayanya. Jika pada umumnya pemain bola bakal mengambil jalur klise sebagai pelatih usai pensiun. Shalika berbeda. Ia ingin menyamai capaian Waketum II PSSI saat ini, Ratu Tisha.

Pasca lulus S1, Shalika langsung menarget untuk mengambil FIFA Master’s Degree. Wanita 20 tahun itu ingin terus berkecimpung di dunia sepak bola selama mungkin.

I wanna take a FIFA Master’s degree. Di Indonesia yang punya cuma Bu Ratu Tisha. And hopefully aku jadi orang kedua yang bakal punya degree itu.”

“(Pengin tetep) ngurus di bola sih. Kaya FIFA atau PSSI. Aku nggak bisa tinggalin bola, tinggalin gitu aja. I don’t think aku bisa. Tapi untuk sekarang yang pastinya pemain 100 persen, fokus jadi pemain,” pungkasnya dengan penuh ambisi.

Sumber: Kumparan

Translate