Home ยป Tema Hari Ibu Nasional 2023 Dan Rangkaian Acaranya
Featured Global News Indonesia News Wanita

Tema Hari Ibu Nasional 2023 Dan Rangkaian Acaranya

Jakarta – Peringatan tahunan Hari Ibu Nasional jatuh pada tanggal 22 Desember. Perlu diketahui, Hari Ibu Nasional 2023 adalah peringatan ke-95 tahun sejak 1928.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA) telah merilis tema peringatan Hari Ibu Nasional 2023. Simak informasinya berikut ini.

Tema Hari Ibu Nasional 2023
Peringatan Hari Ibu (PHI) yang dilaksanakan setiap tanggal 22 Desember adalah momentum bangsa untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia. Momentum ini juga memaknai kembali PHI sebagai tonggak gerakan perempuan Indonesia untuk berkontribusi aktif memajukan bangsa dan negara.

Dilansir situs resmi KemenPPPA, tema Hari Ibu Nasional 2023 adalah “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”. PHI 2023 memiliki empat sub tema, yakni:

Sub Tema 1 Hari Ibu 2023: “Perempuan Bersuara”
Sub Tema 2 Hari Ibu 2023: “Perempuan Berdaya dan Berkarya”
Sub Tema 3 Hari Ibu 2023: “Perempuan Peduli”
Sub Tema 4 Hari Ibu 2023: “Perempuan dan Revolusi”


Rangkaian Acara Hari Ibu Nasional 2023
Hari Ibu Nasional ke-95 Tahun 2023 diperingati tanggal 22 Desember. Berikut sederet rangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Ibu Nasional 2023.

  • Turnamen Tenis Meja Perempuan (26-28 Oktober 2023)
  • Kegiatan Merayakan Perempuan di Istora Senayan (14 November 2023) sebagai Kick Off Peringatan Hari Ibu ke-95.
  • Roadshow PHI di tiga kota, yaitu Manokwari (18 November 2023), Aceh (22 November 2023) dan Bali (16 Desember 2023)
  • Ziarah ke TMP Kalibata (14 Desember 2023)
  • Puncak Hari Ibu Nasional ke-95 Tahun 2023 di Gedung BRIN Jakarta (22 Desember 2023).

Sejarah Hari Ibu Nasional 22 Desember
Dilansir situs resmi KemenPPPA, Hari Ibu Nasional di Indonesia adalah dari kebangkitan perjuangan perempuan Indonesia yang dimulai sebelum masa kemerdekaan. Hal ini ditandai dengan perjuangan pahlawan perempuan di berbagai daerah, seperti Tjuk Njak Dien di Aceh, Nyi Ageng Serang di Jawa Barat, R.A Kartini di Jawa Tengah, dan masih banyak lagi.

Pada tahun 1908 setelah kelahiran Budi Utomo, banyak lahir perkumpulan perempuan di berbagai daerah, seperti Aisiyah, Wanita Katolik, Putri Merdeka, dan lain-lain. Kemudian, Kongres Pemuda Indonesia I pada 30 April-2 Mei 1928 menempatkan perempuan sebagai satu titik sentral pembahasan mengenai kedudukannya dalam masyarakat Indonesia.

Kemudian, pada 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia untuk pertama kali di Yogyakarta. Kongres I telah melahirkan langkah besar bagi kehidupan perempuan Indonesia. Berikut ini poin-poin hasil Kongres I tersebut:

Tercapainya pembentukan sebuah organisasi perempuan solid, yang ditandai dengan kelahiran sebuah organisasi perempuan yang dinamakan “Perikatan Perempuan Indonesia”.
Melahirkan tiga mosi yang keseluruhannya berorientasi pada kemajuan perempuan, yaitu:
– Tuntutan penambahan sekolah rendah untuk anak perempuan Indonesia
– Perbaikan aturan dalam hal taklik nikah
– Perbaikan aturan tentang sokongan untuk janda dan anak yatim pegawai negeri.
Lalu, Kongres Perempuan III dilaksanakan pada tahun 1938 di Bandung. Hasil dari Kongres III ini melahirkan keputusan untuk menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Berdasarkan peristiwa penting Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional. Hal ini dianggap merupakan tonggak sejarah kebangkitan perempuan Indonesia.

Peringatan Hari Ibu Nasional 22 Desember pun dikukuhkan oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional Yang Bukan Hari libur.

Sumber: Detik News

Translate