Home » Wanita Di AS Alami Stroke Usai Naik Wahana Permainan Di Pekan Raya
Featured Global News News North America South America Wanita

Wanita Di AS Alami Stroke Usai Naik Wahana Permainan Di Pekan Raya


KOMPAS.com – Seorang wanita asal West Virginia, Amerika Serikat berusia 37 tahun mengalami stroke setelah menaiki wahana permainan di sebuah pekan raya. Kasus yang menimpa wanita tersebut adalah satu dari 20 kasus stroke yang pernah tercatat yang disebabkan oleh aktivitas di taman hiburan di seluruh dunia. Lantas, bagaimana kronologinya?

Kronologi kejadian Dilansir dari Dailymail, Jumat (1/9/2023), awal mula wanita tersebut mengalami stroke ketika ia menaiki salah satu wanaha permainan berputar. Di tengah permainan, wanita itu mengalami sakit kepala dan kehilangan kendali atas otot-otot di sisi kanan tubuhnya. Selain itu, setelah keluar dari wanaha permainan itu, ia juga kesulitan untuk berjalan dengan baik.

Suaminya kemudian segera membawanya ke unit gawat darurat dan dokter mendiagnosisnya menderita vertigo. Vertigo adalah kondisi di mana seseorang mengalami masalah pada telinga bagian dalam atau bagian otak yang menyebabkan pusing.

Ia kemudian dipulangkan ke rumah dengan resep obat antimual. Namun, dua hari kemudian gejalanya terus berlanjut dan dia dibawa kembali ke rumah sakit. Memiliki riwayat darah tinggi Menurut jurnal Cureus yang diterbitkan pada 26 Agustus 2023, para dokter yang terlibat dalam kasus ini, menemukan bahwa detak jantung dan laju pernapasan wanita tersebut telah melonjak.

Selain itu, wanita tersebut ternyata juga memiliki tekanan darah tinggi. Dokter kemudian melakukan pemindaian CT scan pada otaknya dan menunjukkan bahwa ia memiliki area jaringan mati di dekat arteri yang menyuplai sisi kanan otak kecil. Lokasi itu bagian dari otak yang mengatur gerakan otot dan mengontrol keseimbangan. Sehingga, ini menunjukkan bahwa wanita tersebut mengalami stroke.

Riwayat merokok sebungkus sehari Dikutip dari Live Science, Kamis (31/8/2023), stroke adalah penyebab kematian nomor lima di Amerika Serikat dan terjadi ketika aliran darah ke otak terputus, membuat jaringan kekurangan oksigen dan menyebabkan kematian. Faktor-faktor risiko termasuk memiliki tekanan darah tinggi, obesitas, merokok dan gaya hidup yang tidak aktif.

Dalam kasus ini, wanita tersebut memiliki riwayat merokok sebungkus rokok sehari selama 10 tahun, dan dia memiliki tekanan darah tinggi yang tidak diobati. Dokter tidak dapat menemukan sumber pasti dari stroke wanita tersebut, meskipun mereka menduga hal itu disebabkan oleh emboli, di mana arteri tersumbat oleh gumpalan darah yang berpindah dari bagian tubuh lain.

Mereka meresepkan obat untuk mengendalikan sakit kepala pascastroke dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung, dan statusnya dilacak melalui janji temu terapi fisik. Selama bulan berikutnya, wanita tersebut tidak melaporkan adanya gejala stroke baru dan mengatakan bahwa ia telah berhenti merokok. Namun, koordinasinya memburuk.

Pemindaian pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada otaknya tidak menunjukkan adanya bukti adanya stroke lain, tetapi enam bulan kemudian, pemindaian pada kepala dan lehernya menunjukkan adanya tonjolan pada dinding arteri yang menyuplai sisi kanan otak kecilnya. Menurut dokter, arteri tersebut belum pecah, tetapi perlu dipantau secara ketat.

Stroke yang terjadi akibat wahana permainan Berdasarkan kasus-kasus sebelumnya tentang orang-orang yang mengalami stroke di rollercoaster dan wahana taman hiburan lainnya, penulis laporan mengatakan, hiperekstensi leher dan robeknya pembuluh darah dapat menyebabkan stroke yang disebabkan oleh wahana.

Wahana biasanya menampilkan peringatan kesehatan, misalnya, untuk orang dengan tekanan darah tinggi, kondisi jantung tertentu, dan mereka yang sedang hamil. Namun, jarang sekali ada tanda-tanda yang menyoroti potensi risiko neurologis, tulis mereka.

“Penyedia layanan kesehatan harus waspada dalam mengidentifikasi dan mengelola kasus-kasus ini, dan penelitian lebih lanjut tentang faktor risiko spesifik pada individu muda sangat penting untuk meningkatkan tindakan pencegahan dan keselamatan di taman hiburan,” tulis penelitian tersebut.

Sumber: Kompas

Translate